Pengalaman Mengganti HD → SSD

Golcha Fun
3 min readAug 16, 2021

--

Sebulan yang lalu, saya disarankan teman untuk mengganti HD laptop ke SSD. Hal ini dikarenakan waktu tunggu laptop saya yang terlalu “makan waktu”. Untuk build app di Android Studio, loading pas masuk Windows, bahkan ketika ada update di background, disk bisa mencapai 100% dalam waktu yang cukup panjang. Setelah konsultasi ke teman, jadilah pilihan ganti RAM beralih ke ganti SSD.

Rencana awal, saya ganti ke toko yang direkomendasikan teman saya. Tetapi hal ini tidak jadi dilakukan karena tokonya tutup (PPKM darurat mulai diberlakukan). Dan akhirnya, setelah mencari ke berbagai sumber (yang kebanyakan di YouTube), saya memutuskan untuk mengganti sendiri HD laptop ini. Dengan modal nekat pastinya, karena saya cukup newbie dan merasa trauma-bakal-rusak kalau sudah terkait “daleman” dari sebuah mesin.

Pencarian informasi saya bermula dari 3 hal:

  1. Bagaimana cara “membuka” laptop saya (tipe Asus VivoBook Flip).
  2. SSD seperti apa yang harus saya beli, karena tipe, seri, dan merek-nya banyak banget pas saya cek di e-commerce.
  3. Hal yang perlu diperhatikan saat ganti SSD.

Syukurlah ketiga informasi tersebut bisa saya dapatkan dengan cuma2 di YouTube. Mulai dari cara membuka laptop. Lalu, tipe SSD yang saya perlukan.. sampe tutorial cara ganti HD → SSD plus hal yang perlu diperhatikan saat ganti SSD. Keren banget lah semangat para content creator ini! 👍

Bergerak dari informasi yang saya dapat, ini gambar 3 barang yang saya beli di e-commerce: set obeng (95,5 ribu), SSD SATA 2.5 (1,139 juta), dan External Drive Enclosure (109 ribu).

Perlengkapan Ganti HD → SSD

Set obeng kemahalan c kata temen saya, soalnya ada juga yang jual 15–50 ribu aja 😖. Sebenernya udah beli obeng harga 35 ribu c. Cuma pas percobaan pertama, mata obengnya bengkok gitu abis dipake. Jadi saya beli lagi yang lebih mahal, dengan asumsi dapat yang lebih sturdy 😅. Untuk merek SSD juga hasil rekomendasi teman yang bilangin ke saya kalau SSD buatan samsung lebih bagus dan awet(?). Dan saya percaya2 aja. Btw, brand ini udah menyediakan software cloning sama maintenance yang bisa di-download di situs resminya.

Singkat cerita, saya nge-cloning HD, dan bongkar laptop sesuai petunjuk. Dan buat bagian buka casing ini.. asli sulit! Ga kayak mas2 di video yang ditonton sebelumnya. Beda emang yah yang udah expert. Owh, dan saya ga berani buat ngelepasin kabel yang menghubungkan keyboard ke board-nya. Khawatir ga bisa dipasang lagi. Tapi akhirnya setelah berkutat dengan segala keriweuhan dan nyobain berbagai macam mata obeng (karena untuk beberapa spot, saya bahkan perlu pakai tipe minus/pipih walau sekrupnya bentuk bunga), HD asli bisa lepas juga. Tinggal diganti dengan SSD. Beres!

Rangkaian cerita masih belum berhenti, karena pas ngecek HD internal laptop, datanya ga kebaca. Ada hardware terdeteksi (di bagian Disk Management Windows), tapi sifatnya offline. Pas saya bikin online (klik kanan di HD → online), muncul error kalau ada conflict signature disk. Yang ternyata bisa diganti dengan cara yang bisa dicek di sini. Setelah melakukan pergantian, HD terbaca.. tapi datanya tetap tidak terbaca. HD terbaca ada isinya, tapi file/foldernya kosong. Saya baru bisa melihat isinya setelah mencoba di mesin/komputer lain. Tapi tidak masalah, karena toh isinya sudah di-clone. Jadi sebenarnya tinggal diformat saja.

Dan itu dia cerita saya melakukan pergantian HD ke SSD. Efeknya buat saya mengejutkan. Walau temen saya udah bilang efeknya seperti booting lebih cepat, build juga lebih cepat.. sama respon buka app juga lebih kenceng.. tapi saya tetep amazed pas udah mencoba sendiri. Keren c! Apalagi kalau bisa ganti sendiri tanpa “efek samping”.. rasanya bangga aja gitu. Kaget sekaligus bangga aja gitu.

Btw, walau di sini bertebaran merek & link YouTube, saya ga di-endorse yah. Beneran cuma nulis biar ga lupa aja 😄

--

--

Golcha Fun
Golcha Fun

Written by Golcha Fun

Penonton drama Korea sejak 2006; Nulis biar inget

No responses yet